Asosiasi Klaster Indonesia

Profil Klaster

Klaster Pariwisata Borobudur, atau dengan nama lain Forum Rembug Klaster Pariwisata Borobudur

Klaster Pariwisata Borobudur diberi nama Forum Rembug Klaster Pariwisata Borobudur disingkat FRK Pariwisata Borobudur, didirikan pada tahun 2001. Lokasi anggota FRK Pariwisata Borobudur tersebar di 20 Desa di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Adapun desa – desa tersebut adalah: Desa Borobudur (sentra wisata), Wanurejo (sentra industry makanan)Tanjungsari (sentra tahu), Tuksongo (tembakau & tepung pati), Ringinputihpertanian & tanaman hias), Bumiharjo (tanaman hias), Candirejo (homestay), Bigaran (wisata alam, tracking), Sambeng (kerajinan pandan), Kenalan (wisata tracking), Majaksingi (pertanian), Giritengah (madu), Karanganyar (grabah), Giripurno (wisata alam, bukit marmer), Ngadiharjo (kerajinan bamboo), Kebonsari (kerajinan bamboo), Tegalarum (pertanian, kerajinan bamboo), Karangrejo (cetak batu), Kembanglimus (kerajinan kaleng bekas), Ngargogondo (desa bahasa)

Anggota FRK Pariwisata Borobudur adalah kelompok – kelompok usaha terkait jasa pariwisata yang ada di kecamatan Borobudur. Pembentukannya dengan dasar pemikiran mengelola produk jasa wisata dari hulu ke hilir, yang terkait langsung maupun secara tidak langsung.  Saat ini, FRK Pariwisata Borobudur memiliki 26 kelompok usaha, baik berupa jasa maupun produk., dimana masing – masing mempiliki sejumlah anggota yang apabila dijumlahkan mendekati angka 2000 tenaga kerja.

Adapun produk jasa yang telah berkembang di FRK Pariwisata Borobudur cukup beragam, yaitu: Homestay

Ketua FRK Pariwisata Borobudur adalah Bapak Kirno Prasojo, beralamat di Jl. Balaputradewa Desa Borobudur, Kec, Borobudur. Beliau menjabat Ketua sejak FRK Pariwisata Borobudur  didirikan. Pada awal pembentukannya, beliau dipilih dengan difasilitasi pemerintah, dala hal ini adalah Bappeda Kapubaten Magelang. Kelompok yang berpartisipasi pada saat itu sekitar 70 kelompok dengan sekitar 700 anggota. Pekerjaan utama yang dilakukan FRK Pariwisata Borobudur adalah menyusun kebijakan bersama. menyusun program kerja dan menyelesaikan masalah. Ketua FRK selalu berprinsip bahwa masalah adalah berkah, dan bagaimana anggota bisa punya uang. Selanjutnya, Ketua FRK menjalankan aktifitas yang bersifat memotifasi anggota, memnbuat jaringan kerja, mendengarkan usulan anggota dan mengakomodasi, bekerjafokus untuk kesejahteraan anggota yang ada di FRK